Home Automation Ketika ‘Jarvis’ Iron Man Bisa Diintegrasikan Ke Dalam Omah Sendiri
Pernahkah terbayang ketika Kamu bisa punya asisten pribadi gak kasat masa seperti ‘Jarvis’ pada film Iron Man?
Hal ini tentu saja bisa, dikarenakan teknologi Artifical Intelligence saat ini telah memasuki fase yang betul-betul berkembang.
Teknologi home automation seperti J.A.R.V.I.S atau lebih populer dengan nama smart home mempunyai sejarah perkembanganya secara bertahap. Dalam halaman iotevolutionworld Smart Home ada dalam bentuk peralatan rumah tangga pada tahun 1901-1920. Seperti penemuan penyedot debu bertenaga mesin yang ditemukan pada tahun 1901. Walaupun peralatan rumah tangga saat itu bukan definisi “smart” seperti IoT.
Kemudian pada tahun 1966 James Sutherland menemukan 1966 ECHO IV walaupun tak pernah dijual secara komersial. ECHO IV yaitu suatu mesin yang dapat melakukan kegiatan otomatis seperti kontrol TV dasar, stereo on/off, dan jam alarm.
Sekarang ini, smart home sudah berkembang dengan teknologi yang lebih mapan. Dengan mengurangi pengeluaran energi yang tidak perlu. Smart home juga bisa mengingatkan kita seandainya ada penyusup datang, apakah kita dirumah atau ga.
Smart PIR Night Light – Lampu Tidur dengan Sensor Cahaya by DEN
DEN Smart WiFi Universal IR Remote Blaster – Kontrol TV AC dan IR
DEN Smart WiFi Touch Wall Switch 3-gang for Smart Home (Alexa/Google)
DEN Smart WiFi Touch Wall Switch 2-gang for Smart Home (Alexa/Google)
Perusahaan yang sudah timbul dan memasarkan produk smart home saat ini diantaranya adalah August Smart Lock. Perusahaan asal San Francisco, Amerika Serikat ini memasarkan sistem kunci rumah otomatis yang bisa dikontrol melalui ponsel. Adapula Control4 dengan fitur yang lebih lengkap seperti jaringan kamera, lampu, suhu, dan mekanisme penguncian pintu otomatis.
Apa itu Internet of Things?
Internet of Things ialah suatu konsep dimana objek tertentu punya kemampuan bagi mentransfer data melewati jaringan tanpa memerlukan adanya interaksi dari manusia ke manusia ataupun dari manusia ke perangkat komputer.
Internet of Things lebih kerap disebut dengan singkatannya yaitu IoT. IoT ini sudah berkembang pesat mulai dari konvergensi teknologi nirkabel, micro-electromechanical systems (MEMS), dan juga Internet.
IoT ini juga kerap diidentifikasikan dengan RFID sebagai metode komunikasi. Walaupun begitu, IoT juga bisa mencakup teknologi-teknologi sensor lainnya, semacam teknologi nirkabel maupun kode QR yang sering kita temukan di sekitar kita.
Apa saja kemampuan dari IoT? Adapun kemampuannya bermacam-macam contohnya dalam berbagi data, menjadi remote control, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sebenarnya fungsinya termasuk juga diterapkan ke benda yang ada ada di dunia nyata, di sekitar kita. Apa saja contohnya? Contohnya yakni bagi pengolahan bahan pangan, elektronik, dan pelbagai mesin atau teknologi lainnya yang semuanya tersambung ke jaringan lokal maupun global via sensor yang tertanam dan selalu menyala aktif.
Jadi, sederhananya istilah Internet of Things ini mengacu pada mesin atau alat yang bisa diidentifikasikan sebagai representasi virtual dalam strukturnya yang berbasis Internet.
Cara Kerja Internet of Things itu seperti apa? Sebenarnya IoT bekerja dengan memanfaatkan suatu argumentasi pemrograman, dimana tiap-tiap perintah argumen tersebut bisa menghasilkan suatu interaksi antar mesin yang telah terhubung secara otomatis tanpa campur tangan manusia dan tanpa terbatas jarak berapapun jauhnya.
Jadi, Internet di sini menjadi penghubung antara kedua interaksi mesin tersebut. Lalu ada di mana campur tangan manusia? Manusia dalam IoT tugasnya hanyalah menjadi pengatur dan pengawas dari mesin-mesin yang bekerja secara lantas hal yang demikian.
Adapun tantangan terbesar yang bisa menjadi hambatan saat mengkonfigurasi IoT yakni bagaimana menyusun jaringan komunikasinya sendiri. Mengapa itu menjadi sulit dan problematik? Ini sebenarnya dikarenakan jaringannya sangatlah kompleks. Selain itu, IoT juga sesungguhnya benar-benar perlu suatu sistem keamanan yang cukup ketat. Disamping persoalan hal yang demikian, biaya pengembangan IoT yang mahal juga sering menjadi penyebab kegagalannya. Ujung-ujungnya, pembuatan dan pengembangannya bisa berakhir gagal produksi.